Kamis, 21 Februari 2013

Tentang AIR (berfikir tentang kekuasaan Allah)



Oleh : Imam Choiri


Karena air adalah kebutuhan hidup yang penting, apapun tidak dapat hidup tanpa air, maka air adalah termasuk alam ciptaan Tuhan yang terpenting, air adalah nikmat dan rahmat Allah yang terbesar. Merenungkan dan memikirkan atau mempelajari kejadian air, membahas sifat dan tabiat yang ada pada air, adalah renungan dan pemikiran yang besar, renungan dan pemikiran yang berakibat besar, yaitu akan mengakibatkan bertambah tebalnya iman di dada, menambah rasa hormat dan khidmat kita terhadap Zat Yang Maha Besar, yang menciptakan alam semesta.
Janganlah disamakan merenungkan dan memikirkan kejadian air, kejadian malam dan siang, kejadian bumi dan langit dengan apa yang sering kita sebut melamun. Melamun adalah merenungkan perkara kecil yang tak ada artinya, misalnya melamun tentang harta benda, melamun ingin mendapat  mobil sedan terbaru atau melamun mengenangkan kekasih yang jauh di mata, bukanlah hal-hal yang dianjurkan oleh agama, malah dilarang, karena melamun ini menyebabkan tertutupnya pintu hati. Orang yang merenungkan masalah-masalah kecil seperti ini biasanya menjadi lemah otak dan pikirannya, akhirnya tersesat jalan pikirannya. Banyak di antara mereka tersesat menjadi pencuri, tersesat membunuh diri atau menjadi edan tak karuan hidup. Sebab itu janganlah dibiasakan melamun, akal dan pikiran menjadi demikian lemah sehingga gampang sekali dipengaruhi orang atau dipengaruhi oleh makhluk halus dan ilmu sihir.
Melamun lamunan semacam ini sangat dicaci oleh agama, inilah yang sering disebut dalam Al-Qur’an dan Hadis: Al ghurur atau Al-amaaniy.
Kebalikan dari melamun, agama sangat nenganjurkan agar kita merenungkan kejadian-kejadian besar, memikirkan tiap sesuatu, lebih-lebih sesuatu yang penting, yang mempunyai pengaruh besar dalam hidup dan kehidupan kita di dunia ini, misalnya kejadian air, yaitu air yang saban waktu kita minum, kita mandi dan mencuci segala-galanya dengan air itu.
Kadang-kadang kita agak heran, kenapa air begitu banyak dibikin Tuhan di permukaan bumi ini, sehingga merupakan samudera luas yang meliputi 5/7 permukaan bumi. Kita heran, mengapa sungai dan selokan selalu penuh dengan air, sedang lama hujan tak turun dari langit.
Bila anda pernah hidup di tempat-tempat yang dingin seperti Tretes, Batu atau Selecta dll. Akan melihat sendiri bagaimana Tuhan membuat air itu, bagi orang yang berfikir.
 Saban pagi setelah kita bangun dari tidur akan kita dapati seluruh daun dan rumput menjadi basah kuyup dengan air sekalipun pada malam harinya hujan tak turun. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bukan hanya basah kuyup, tetapi dari tiap ujung yang paling rendah dari daun itu, air akan bertetesan. Kalau tetesan itu kita coba menampung dengan gelas, maka tiap helai dari daun kayu itu saban malam akan menghasilkan segelas, dua gelas atau lebih air, menurut lebar atau tidaknya sehelai daun. Kalau sehelai daun dipukul rata menghasilkan segelas air dalam semalam, cobalah pikirkan berapa milyard daun yang berada di atas gunung welirang itu. Maka gunung welirang itu dengan pasti menghasilkan bermilyard gelas air setiap malam. Sebab itu tidaklah heran kita kalau di lereng gunung  itu penuh dengan sungai, got, air mancur yang tak hentinya siang malam, di segala musim mencurahkan air ke bawah untuk mengairi setiap sawah dan dataran yang ada di sekitar gunung welirang.
Ini bukan hanya terjadi pada gunung welirang saja, tetapi terjadi pula pada setiap gunung yang lain yang beribu jumlahnya di pulau Jawa ini bahkan di seluruh dunia ini. Dengan jalan begitulah Tuhan Yang Maha Esa menyediakan air untuk keperluan seluruh binatang, seluruh tumbuh-tumbuhan.
Setiap tetes dari air yang sudah menetes dari daun kayu itu dengan tidak hentinya selalu mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah, melalui lubang, got, kali dan sungai, kadang-kadang melalui pori batu atau tanah, kadang dia naik melalui timba atau pipa, melalui mulut dan tenggorokan manusia, melalui segala macam jalan, akhirnya turun dan mengalir terus, membasahi sawah dan ladang, mencuci segala kotoran yang berada di permukaan bumi, berkumpul dalam selokan, kali atau sungai, kemudian berpisah lagi, terus mengalir akhirnya tibalah di laut merupakan samudera besar.
Setiap hari dari pagi sampai sore, samudera luas itu ditimpa oleh sinar matahari. Dan sinar matahari itu menyebabkan air menjadi uap yang amat dingin, naik mengembang ke angkasa menceburkan diri dan bersatu padu dengan udara, bergerak naik menuju ke angkasa luas, bergerak ke timur dan ke barat, ke utara atau selatan.
Kalau kita berada di pinggir laut atau di atas sebuah perahu, kita selalu merasakan hembusan angin yang dingin dan sejuk, karena udara yang berada di sekitar laut itu adalah udara yang banyak mengandung uap air.
Angin yang dingin inilah kalau dia menyentuh daun dan dinding yang lebih dingin, maka uap itu kembali mejadi air sehingga membasahi setiap helai daun kayu sebagai yang kita terangkan di atas. Dan kadang uap itu naik ke angkasa menjadi awan yang tebal  yang akhirnya turun merupakan hujan yang lebat.
Begitulah jalan sunnah Ilahi, setiap siang hari bermilyat ton air ikut menjadi uap naik ke angkasa melalui sinar dan udara dan setiap malam uap air itu turun ke bawah merupakan angin dingin, embun pagi atau hujan lebat, sehingga menghasilkan bermilyard-milyard ton air setiap malam.
Semua itu berjalan dengan ketentuan yang tertentu yang sangat teliti dan halus. Semua itu berjalan dan berlaku bukan karena kepandaian atau hasil kepintaran manusia. Semua itu berjalan dan berlaku 100% menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Allah yang kita namakan sunnah Allah atau Sunnatullah.
Dengan renungan dan pemikiran yang begini, maka terbukalah kesempatan yang selebar-lebarnya bagi manusia untuk mencapai Tuhan dengan akal dan pikirannya dan kemudian terbukalah kesempatan bagi hati tiap manusia yang berfikir dan merenung itu untuk hormat, taat, tunduk atau taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Akhirnya manusia tidak berkeberatan lagi untuk menyebut-nyebut Nama Allah, untuk membuka mulut dan menggerakan lidah menyebutkan suara untuk memuji, mensucikan dan membesarkan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Suci itu.
Firman Allah Surah Ali Imraan 190 dan 191, yang artinya:
“Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi, pertukaran siang dan malam adalah merupakan ayat (tanda) kebesaran Allah  bagi orang yang suka berfikir, yaitu orang yang selalu mengingat akan Allah di waktu ia berdiri, di waktu ia duduk dan di waktu ia berbaring, lalu mereka memikirkan akan kejadian langit dan bumi sambil berkata: Ya Tuhan, tidaklah semua itu Engkau jadikan dengan sia-sia belaka, Maha Suci Engkau Tuhan, maka jauhkan kami dari siksa azab neraka.”
Jadi berpikir tentang alam membawa manusia iman terhadap Allah, taat dan tunduk kepada Allah.
Kebanyakan orang tak berpikir begini sehingga dalam hidupnya tak pernah mengingat akan Allah, sehingga buat mereka amat berat menyebut nama Tuhan, lebih berat lagi menundukan kepala atau badan atau mengerjakan ibadat yang diperintahkan oleh Allah.
Ibadat selain satu kewajiban atas pundak manusia terhadap Tuhan, adalah pula menjadi batu ujian untuk mengetahui apakah manusia itu benar percaya kepada Tuhan atau hanya percaya di mulut sedang di hati tidak. Mudah-mudahan kita dijadikan, manusia yang percaya kepada Tuhan bukan hanya di mulut, tetapi juga di hati sampai kepada perbuatan (ibadat). Amin.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Soal Bahasa Arab UTS 1 Kelas II

Nama      : ………..……….…………..... Nomor     : ……….…………..………..... ULANGAN TENGAH SEMESTER I SD AL-MADINA PURWOREJO FITK UNSIQ JAWA ...