Selasa, 30 Juli 2013

Perubahan watak dan hidayah
Oleh: Imam Choiri
Ada pertanyaan "Watak orang yang pemarah, bisa berubah nggak ya?"
Bisa mungkin, kalau dengan memperbaiki ibadah.
Saya menjawab asal, tapi berdasar. Saya percaya bahwa entah bagaimana kekhusyukan dalam beribadah bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik – setidaknya itu yang saya alami.
Oh, kalau ibadahnya dibagusin, mungkin jiwanya jadi lebih tenang gitu ya?
Hal ini kemudian mengganjal di benak saya. Saya sendiri tidak puas dengan jawaban saya. Akhirnya, karena kebiasaan kita sudah addicted dengan google, akhirnya saya googling mengenai keterkaitan ibadah terhadap perubahan watak. Hasilnya? Ternyata apa yang saya sampaikan itu benar-benar asal! Meski ada benernya tapi kan saya jawabnya tanpa pengetahuan yang mumpuni. :-P
Dari beberapa situs yang saya baca, saya mendapati bahwa watak itu adalah sesuatu yang sifatnya permanen. Tapi masih memungkinkan diubah meski sulit. Hal ini terkait dengan hidayah. Hampir setiap orang ketika ditodong mengenai perubahan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik, pasti akan menjawabnya dengan apologia “Saya belum dapet hidayah”. lalu, untuk bisa tetap istiqomah di jalan kebaikan memang perlu adanya hidayah (petunjuk dari Allah) yang menjaga kita untuk tetap berada di jalan kebaikan. Tapi, hidayah itu tidak datang sendiri, hidayah perlu dicari dengan kesungguhan hati. Begitulah kira-kira selintas kata yang saya baca mengenai filosofi keterkaitan perubahan watak dan ibadah.
Jadi ketika jiwa manusia mendambakan hidayah pada awalnya akan mencari tahu mengenai kebenaran yang dapat memuaskan hatinya. Kemudian dia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kebenaran tersebut, yaitu dengan berubah menjadi lebih baik. Misalnya tentang seseorang yang berwatak pemarah, dengan dia mengetahui bahwa seorang mukmin harus bersifat sabar dan ikhlas terhadap apa-apa yang terjadi padanya di dunia, dia akan senantiasa meningkatkan kualitas ibadahnya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ibadahnya, dia akan memohon untuk dijadikan orang yang sabar dan ikhlas. Semakin dekat dia dengan Allah, dia akan semakin yakin bahwa setiap yang terjadi pada kehidupannya di dunia ini adalah skenario Allah yang terbaik, sehingga dia dapat menjadi manusia yang sabar dan ikhlas. Wallahua'lam.

Jadi ternyata, memang secara tidak langsung peningkatan kualitas ibadah itu bisa berdampak pada perubahan watak juga. Semoga kita termasuk orang-orang yang pantas mendapatkan hidayah Allah, yang mengimani Allah dengan sebaik-baiknya. Semoga kita yang wataknya kurang baik dapat berubah menjadi lebih baik dengan meyakini bahwa kita bisa menjadi manusia yang lebih baik, dengan terus mengharapkan hidayah dari Allah melalui wujud perilaku kita. Aamiin :mrgreen:

Soal Bahasa Arab UTS 1 Kelas II

Nama      : ………..……….…………..... Nomor     : ……….…………..………..... ULANGAN TENGAH SEMESTER I SD AL-MADINA PURWOREJO FITK UNSIQ JAWA ...